dasar teori panas pelarutan !
07.40 |
INTISARI
Percobaan panas pelarutan ini bertujuan untuk menentukan
harga panas pelarutan suatu zat, mencari hubungan panas pelarutan dengan
molalitas dan suhu larutan serta menacari hubungan antara suhu dengan waktu.
Panas pelarutan adalah panas yang menyertai reaksi kimia
pada pelarutan mol zat solute dalam n mol zat solute dalam n mol solvent pada
tekanan dan temperature yang sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan kimia dari
atom - atom. Penetuan panas pelarutan dengan kalorimeter ditentukan dengan cara
penentuan tetapan kalorimeter dan penuruna panas pelarutan zat yang diselidiki.
Panas pelarutan dibagi menjadi dua yaitu panas pelarutan integral dan panas
pelarutan diferensial.
Pada percobaan ini digunakan aquadest 110 ml 89°C sebagai
solvent dan NaCl 3,5 gr sebagai solute standar. NaCl tersebut dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang berisi aquadest padaT konstan kemudian dicata suhunya
tiap 3 menit sampai 3 kali konstan sehingga dapat diketahui tetapan
kalorimeter. Selanjutnya untuk zat yang akan dicari panas pelarutannya dicai
dengan cara yang sama. Pada percobaan ini digunakan 1,2, 3, 4, 5 gr KCl,
Na2S2O3.5H2O dan NaOH.
Dari percobaan diperoleh persamaan Least Square :KCl : Y =
-23630,36x – 22701,435; pada penambahan 1, 2, 3, 4, 5 gr didapatkan suhu
konstan masing – masing 82, 81, 80, 78, 78 °C. Na2S2O3 : Y = -11821061,3x +
1290,552; pada penambahan 1, 2, 3, 4, 5 gr didapatkan suhu konstan masing –
masing 79, 76, 73, 71, 68 °C. NaOH : Y = 3421,765x – 37020,258; pada penambahan
1, 2, 3, 4, 5 gr didapatkan suhu konstan masing – masing 81, 81, 82, 83, 84 °C.
Tetapan kalorimeter diperoleh sebesar -362,971 kal/mol. Dari percobaan, untuk
solute variabel terdapat variasi nilai ΔH. Kenaikan atau penurunan ΔH
ditentukan oleh reaksi yang berlangsung. Apabila ΔH positif berarti reaksinya
endoterm, begitu pula sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar molalitas menyebabkan
ΔH makin besar unutk reaksi eksoterm yaitu Na2S2O3.5H2O dan NaOH. Semakin
banyak jumlah solute yang ditambahkan suhu larutan makin turun unutk KCl,
tetapi sebaliknya pada Na2S2O3.5H2O dan NaOH suhu semakin naik. Saat percobaan
disarankan kalorimeter harus ditutup rapat saat pengaturan suhu.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Panas pelarutan
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi bila 2 zat atau lebih zat
murni dalam keadaan standar dicampur pada tekanan dan temperature tetap untuk
membuat larutan. Panas pelarutan dalam banyak hal hamper sama dengan panas
reaksi. Jika reaksi kimia terjadi energi produk dapat berbeda dengan reaktan.
Pada tekanan dan temperature tetap inin disebabkan karena pembentukan ikatan
kimia baru dari asam- asam pelarutan, perubahan gaya antara molekul tak sejenis
dengan molekul sejenis.
I.2. Tujuan Percobaan
Menentukan panas
pelarutan suatu zat
Mencari hubungan
antara panas pelarutan dengan molalitas dan suhu larutan
Mencari hubungan
antara suhu dan waktu
I.3. Manfaat Percobaan
1. Mampu memahami teori dan melakukan percbaan dengan benar
2. Untuk perancangan reaktor dalam industri
3. Dapat menekan bahan bakar secara maksimal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian
Panas pencampuran didefinisikan sebagai perubahan entalpi
yang terjadi bila dua atau lebih zat murni dicampur membentuk suatu larutan
pada temperature konstan dan tekanan 1 atm. Panas pelarutan didefinisikan
sebagai perubahan 1 mol zat dilarutkan dalam n mol solvent pada temperatur dan
tekanan yang sama, hal ini disebabkan hal ini disebabkan adanya ikatan kimia
baru dari atom-atom. Demikian juga pada peristiwa pelarutan, kadang-kadang
terjadi perubahan energi, hal ini disebabkan adanya perbedaan gaya tarik-menarik
antara molekul sejenis. Gaya ini jauh lebih kecil daripada gaya tarik pada
ikatan kimia, sehingga panas pelarutan biasanya jauh lebih kecil daripada panas
reaksi.
dasar teori petrologi
07.36 |
BATUAN BEKU DALAM
Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di
bumi, dilakukan berbagai cara penggolongan terhadap batuan beku. Penggolonganan
yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan di samping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui
analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah penggolongan yang didasarkan
kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, di mana keduanya dapat dilihat
dengan kasat mata.
Dasar Penggolongan Batuan Beku
Pada gambar di bawah ini diperlihatkan pengelompokan batuan
beku dalam bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku
dalam di mana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin.
Sedangkan Felsparnya terdiri dari felspar Ca-plagioklas. Teksturnya kasar atau
phanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir.
Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku
yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya
mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula
dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai
tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit
adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil
pembekuan lava.
Batuan beku juga dapat digolongkan berdasarkan
bentuk-bentuknya di dalam kerak bumi. Pada saat magma menerobos litosfir dalam
perjalanannya menuju permukaan bumi, ia dapat menempati tempatnya di dalam
kerak dengan cara memotong struktur batuan yang telah ada, atau mengikuti arah
dari struktur batuan. Yang memotong struktur batuan disebut bentuk-bentuk
diskordan, sedangkan yang mengikuti struktur batuan disebut konkordan.
Penggolongan batuan beku berdasarkan Tekstur dan Komposisi
Mineral
BATUAN BEKU GANG
2. Batuan Beku Gang / Celah
Makma yang naik
kepermukaan bumi mengalami proses pendinginan yang lebih cepat. Akibatnya pada
proses pembekuan dapat terjadi pengkristalan yang kurang sempuran disebut
berstruktur porfiris, terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa, dan
Kristal-kristal kecil yang halus disebut masa dasar (ground massa), sedangkan
kristar besar yang terdapat diantara masa dasar disebut fenokris (Kristal
sulung).
Lokasi pembekuan
makma pada selas-sela lapisan batu-batuan atau pada corong diantrema/ saluran
makma yang sedang naik dilapisan kulit / kerak bumi. Contoh : profir Granit,
profir, Profir syenit dan Profir Gabro. Keistimewaan batuan beku ini yakni
mempunyai susunan mineral yang sama dengan makma asalnya. Teta disuatu tempat
tertentu batuan beku gang dapat menjadi lebih asam atau lebi basa dari suatu
golongan tertentu.batuan beku gang yang berbutir halus dan kaya akan SiO2
disebut aplit. Sedangkan yang berbutir kasar dan juga kaya akan Sio2 disebut
dengan pegmatite. Pada pegamatit kadang-kadang terdapat Kristal feldspar yang
panjangnya lebi dari 1 meter.
Langganan:
Postingan (Atom)